Integrasi Pengadaan Melalui Software E Procurement


Integrasi teknologi informasi ke dalam operasional bisnis tidak dapat dihindari di era transformasi digital ini. Teknologi informasi digunakan hampir di setiap fungsi perusahaan, termasuk pengadaan. Dari situlah istilah "pengadaan elektronik" atau "e-procurement" berasal. Di Indonesia, beberapa perusahaan besar mulai beralih dari pengadaan tradisional dan menuju e-procurement. Dan rata-rata mereka menggunakan software e procurement Indonesia yang sudah cukup menjadi representasi pemanfaatan sistem informasi dalam pengadaan barang dan jasa.

Menurut survei Deloitte Global Chief Procurement Officer yang dilakukan pada tahun 2017, 75% Chief Procurement Officer percaya bahwa peran pengadaan dalam mendorong strategi digital perusahaan secara keseluruhan akan terus tumbuh. Mereka percaya bahwa teknologi akan berdampak signifikan pada pengadaan setiap perusahaan. Jadi, apa yang membuat e-procurement begitu populer? Pasalnya, prosedur pengadaan termasuk sistem komputer dan koneksi internet terbukti memiliki banyak keuntungan.

Pengadaan Lebih Efisien dan Efektif

Proses pengadaan menjadi lebih mudah dengan e-procurement. Semua tugas pengadaan, mulai dari pembelian hingga manajemen anggaran, proses persetujuan, manajemen vendor, dan manajemen sumber daya manusia, dapat dikelola secara efektif dan cepat dengan digitalisasi. Inefisiensi sumber daya manusia adalah sumber inefisiensi yang paling umum dalam prosedur pengadaan tradisional. Ada terlalu banyak variabel dan kompleksitas untuk dipertimbangkan. Ini terutama benar jika perusahaan itu besar dan memiliki ribuan vendor.

Setiap tahun, perjanjian harus diperbarui. Untuk masalah mengetahui detail produk, ada proses kepatuhan dan evaluasi, belum lagi penilaian tiga harga dari tiga vendor. Semua masalah inefisiensi disederhanakan dalam satu platform dengan software e procurement Indonesia. Semuanya ditangani secara digital sebagai solusi pengadaan ujung ke ujung, mulai dari manajemen sumber daya hingga manajemen vendor, persetujuan, kontrol anggaran, pemantauan pengiriman, dan analisis data.

Baca juga : Komponen Dalam Proses E-Procurement Melalui Sistem Informasi

Langkah pertama bagi perusahaan yang ingin menerapkan solusi e-procurement adalah membeli perangkat lunak e-procurement yang mahal. Mereka juga membutuhkan tim profesional yang akrab dengan program ini. Akibatnya, pengadaan e-growth cukup sederhana dari tahun ke tahun. Beralih ke e-procurement sebagai bagian dari upaya efisiensi menjadi lebih populer, tetapi investasi awal yang substansial dalam akuisisi perangkat lunak membuat pencapaian tujuan efisiensi menjadi sulit.

Sebagai mantan karyawan lapangan yang sangat terlibat dalam siklus pengadaan, saya tahu betapa sulitnya melakukan transisi ke e-procurement. Pengguna tidak perlu lagi berinvestasi dalam perangkat lunak atau menyewa spesialis karena sistem berbasis web dapat menangani aktivitas pengadaan dengan baik dengan proses transaksi seperti e-commerce. Dimana dengan software e procurement Indonesia inilah proses pengadaan menjadi lebih efektif dan efisien. 

Comments